Peremajaan Planet : Beberapa Exoplanet Mungkin Dapat Bangkit Dari Kematian

Ilustrasi ini menggambarkan sebuah planet yang masuk dalam tahapan "peremajaan", tapi masih bersifat hitotesis.

AstroNesia ~ Setelah bertahun-tahun menjadi tua dan tidak ramah, sebuah planet masif secara teori bisa diberikan kesempatan untuk memulai kehidupan baru.

Ini disebut 'Peremajaan planet', hanya hipotetis. Tapi penelitian baru menemukan satu calon potensial, yang terlihat milyaran tahun lebih muda dari usia sebenarnya.


"Ketika planet masih muda, mereka masih bersinar dengan cahaya inframerah dari sisa pembentukan mereka," kata Michael Jura dari University of California, Los Angeles, rekan penulis studi yang dipublikasikan di The Astrophysical Journal. "Tapi karena mereka menjadi lebih tua dan lebih dingin, Anda tidak dapat melihat mereka lagi. Peremajaan planet akan membuatnya terlihat lagi. "

Tahun lalu, para astronom memperkirakan bahwa beberapa, planet masif seperti Jupiter mungkin mengumpulkan massa dari bintang induknya yang sekarat.

Saat bintang seperti matahari kita sekarat, mereka membengkak menjadi raksasa merah dan kemudian secara bertahap kehilangan sekitar setengah atau lebih dari massanya, menyusut menjadi kerangka bintang, yang disebut white dwarf (katai putih).


Bintang-bintang yang sekarat meniup keluar materialnya yang bisa jatuh ke planet raksasa yang mungkin mengorbit di bagian luar sistem bintang.

Ini berarti planet raksasa mungkin massanya juga membengkak dan panas akibat gesekan yang disebabkan oleh material yang jatuh.


Planet yang tua ini, setelah mendingin selama miliaran tahun, sekali lagi akan memancarkan cahaya  inframerah hangat.

Studi baru ini menjelaskan tentang bintang kerdil putih yang disebut PG 0010 + 280.

Pada awalnya, tim pikir cahaya inframerah tambahan dari bintang sekarat ini mungkin berasal dari disk materi di sekitar kerdil putih.


Disk ini diperkirakan terbentuk ketika asteroid berkeliaran terlalu dekat dengan bintang kerdil putih, kemudian dikunyah oleh gaya gravitasi intans dari kerdil putih ini.

Tapi data Spitzer yang mengamati kerdil putih PG 0010 + 280 tidak cocok dengan model disk asteroid. Tim peneliti melihat kemungkinan penjelasan lain.

"Saya menemukan bagian yang paling menarik dari penelitian ini, kelebihan inframerah ini berpotensi berasal dari planet raksasa, meskipun perlu lebih banyak pekerjaan untuk membuktikannya," kata Xu Siyi dari UCLA dan European Southern Observatory di Jerman.


'Jika dikonfirmasi, ini akan secara langsung memberitahu kita bahwa beberapa planet bisa bertahan pada tahap bintang raksasa merah dan hadir di sekitar bintang katai putih.'

Di masa mendatang, teleskop luar angkasa NASA James Webb mungkin bisa membantu kita membedakan antara disk yang bersinar atau planet di sekitar bintang yang mati dan memecahkan misteri ini.

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.