Bintik Merah Jupiter Badai Yang Abadi
Astronesia-Bintik merah raksasa Yupiter adalah sebuah badai putar dua kali ukuran
Bumi. Ia telah berkecamuk setidaknya sejak 300 tahun lalu, semenjak
teleskop mengamati Yupiter dan tidak menunjukkan tanda melambat. Bintik
merah raksasa Yupiter adalah sistem badai putar terbesar di tata surya.
Seperti sebagian besar fenomena
astronomi, bintik merah raksasa tidak terprediksi dan tidak dipahami
dengan baik ketika ia ditemukan. Bahkan sampai sekarang, detail tentang
bagaimana dan mengapai bintik merah raksasa berubah bentuk, ukuran dan
warna masih misteri. Pemahaman yang lebih baik pada cuaca Yupiter dapat
membantu pemahaman yang lebih baik pada cuaca yang ada di Bumi.
Selain Bintik merah raksasa, juga ada dua sistem badai baru yang tumbuh dengan warna kemerahan yang sama, diberi nama bintik merah junior dan bintik merah bayi.
Bintik merah junior ditemukan terbentuk pertama kali tahun 2006,
sementara bintik yang lebih kecil baru ditemukan tahun 2008. Bintik
merah junior bergerak horizontal dari kiri ke kanan melintasi bintik
merah raksasa, dibawahnya, lalu menarik bintik merah bayi dari bintik
merah besar. Seiring waktu, Bintik merah bayi kembali tertarik ke arah
bintik merah raksasa dan warnanya semakin pucat. Diduga bintik merah
bayi pada akhirnya kembali ditelan oleh bintik merah raksasa. Ukuran
kedua bintik kecil ini kurang dari ukuran diameter Bumi.
Awal
tahun 2007, pesawat New Horizon arah Pluto, mengambil citra Yupiter.
Selain terkenal dengan bintik merah besarnya, yupiter juga terkenal
dengan pita awal khatulistiwanya yang beraturan, terlihat bahkan lewat teleskop
biasa. Yupiter mungkin memiliki keanekaragaman pola awan terbanyak di
tata surya. Bahkan bagian yang terlihat terang, ternyata menunjukkan
struktur mengagumkan dengan pola gelombang yang kompleks. Energi yang
mengendalikan gelombang-gelombang ini tampaknya datang dari bawahnya.
Pita-pita
gelap dan zona terang di pita awan Yupiter disusun oleh angin-angin
menggelinding planet ini yang mencapai kecepatan 500 kilometer per jam.
Menuju kutub Yupiter, struktur awan menjadi lebih bertumpuk dan memuntir
hingga lebih mirip otak manusia! Perubahan pola awan dari khatulistiwa
menuju kutub ini tidak dimengerti oleh para astronom namun diduga
sebagian disebabkan oleh rotasi cepat Yupiter dan vorteks-vorteks
konveksi yang muncul di lintang tinggi akibat pelepasan panas internal
planet masif.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.