ESA Luncurkan Satelit Pemburu Planet Layak Huni
Astronesia-ESA (European Space Agency) akan meluncurkan satelit yang ditugaskan
untuk berburu exoplanet. Exoplanet merupakan planet-planet di luar
sistem tata surya, di mana para ilmuwan meyakini bahwa dari sekian ratus
exoplanet yang ditemukan, kemungkinan beberapa di antaranya memiliki
tanda-tanda untuk mendukung kehidupan.
ESA telah menetapkan projek bernama Cheops (CHaracterising ExOPlanets Satellite). Projek tersebut ditetapkan sebagai proses baru untuk memilih cepat, murah dan misi luar angkasa.
"Cheops akan beroperasi di orbit Sun-synchronous low-Earth di ketinggian 800 kilometer dan diharapkan dapat beroperasi untuk tiga 3,5 tahun setelah peluncurannya pada 2017," kata juru bicara ESA, seperti dilansir Theregister, Senin (22/10/2012).
Sesuai dengan namanya, satelit ini akan ditugaskan untuk berburu exoplanet. Satelit ini akan bekerja dengan melakukan observasi di sistem tata surya hingga house planets (rumah planet). Cheops akan menangkap detail informasi dan kemudian menyajikan data tersebut kepada ESA.
ESA berharap dengan peluncuran misi Cheops ini, maka mereka bisa mendapatkan pemahaman lebih baik tentang exoplanet. ESA juga tidak hanya mengandalkan Cheops, tetapi juga melalui teleskop luar angkasa untuk membantu mendapatkan informasi dan melanjutkan studi mereka tentang exoplanet.
Kabarnya keputusan untuk meluncurkan Cheops adalah tepat, karena pesawat luar angkasa Kepler baru-baru ini mengalami gangguan pada satu roda reaksi di Juli 2012. Roda reaksi ini digunakan untuk mengarahkan instrumen pesawat luar angkasa.
Wikipedia menerangkan, eksoplanet atau planet luar surya adalah planet di luar Tata Surya. Hingga Januari 2011, tercatat ada 519 exoplanet yang telah ditemukan dan tercantum dalam Ensiklopedia Planet-planet luar surya. Penemuan planet-planet ekstrasurya itu, mempertegas pertanyaan apakah terdapat kehidupan pada beberapa planet ekstrasurya tersebut.
ESA telah menetapkan projek bernama Cheops (CHaracterising ExOPlanets Satellite). Projek tersebut ditetapkan sebagai proses baru untuk memilih cepat, murah dan misi luar angkasa.
"Cheops akan beroperasi di orbit Sun-synchronous low-Earth di ketinggian 800 kilometer dan diharapkan dapat beroperasi untuk tiga 3,5 tahun setelah peluncurannya pada 2017," kata juru bicara ESA, seperti dilansir Theregister, Senin (22/10/2012).
Sesuai dengan namanya, satelit ini akan ditugaskan untuk berburu exoplanet. Satelit ini akan bekerja dengan melakukan observasi di sistem tata surya hingga house planets (rumah planet). Cheops akan menangkap detail informasi dan kemudian menyajikan data tersebut kepada ESA.
ESA berharap dengan peluncuran misi Cheops ini, maka mereka bisa mendapatkan pemahaman lebih baik tentang exoplanet. ESA juga tidak hanya mengandalkan Cheops, tetapi juga melalui teleskop luar angkasa untuk membantu mendapatkan informasi dan melanjutkan studi mereka tentang exoplanet.
Kabarnya keputusan untuk meluncurkan Cheops adalah tepat, karena pesawat luar angkasa Kepler baru-baru ini mengalami gangguan pada satu roda reaksi di Juli 2012. Roda reaksi ini digunakan untuk mengarahkan instrumen pesawat luar angkasa.
Wikipedia menerangkan, eksoplanet atau planet luar surya adalah planet di luar Tata Surya. Hingga Januari 2011, tercatat ada 519 exoplanet yang telah ditemukan dan tercantum dalam Ensiklopedia Planet-planet luar surya. Penemuan planet-planet ekstrasurya itu, mempertegas pertanyaan apakah terdapat kehidupan pada beberapa planet ekstrasurya tersebut.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.