"Kembang Api" Raksasa Awali Kemunculan Alam Semesta

detail berita
Ilustrasi

Astronesia-Astronom mengungkap terjadinya ledakan energi atau yang biasa dikenal sebagai Big Bang, yang mengawali terbentuknya alam semesta (universe). Para ahli mendeskripsikan ledakan tersebut serupa dengan "Kembang Api" raksasa.

Dilansir Redorbit, Jumat (28/9/2012), astronom mengatakan bahwa di awal terciptanya awal semesta, kemunculan galaksi disertai dengan ledakan besar yang digambarkan seperti kembang api dalam bentuk energy bursts (semburan energi). Astronom menuliskan hasil penelitiannya dalam Astrophysical Journal Letters.

Galaksi aktif mudah untuk dideteksi karena radiasi radio bercahaya, ultraviolet atau sinar-X yang dipancarkan dari galaksi tersebut. Ilmuwan masih belum mengetahui tentang komposisi galaksi ini atau hubungan mereka dengan populasi galaksi normal.

Herschel Space Telescope dari ESA (European Space Agency) membantu untuk memberi pencerahan baru untuk ilmuwan, terkait aktivitas kosmik di luar angkasa. Teleskop luar angkasa Herschel berukuran lebih besar ketimbang Hubble milik NASA.

Herschel yang beroperasi di panjang gelombang inframerah, memungkinkannya untuk mendeteksi radiasi panas melalui proses yang melibatkan formasi bintang dan planet. Astronom memberikan rincian analisisnya menggunakan teleskop Herschel.

Ilmuwan menemukan bahwa objek-objek di luar angkasa ini memancarkan radiasi inframerah yang kuat. Ini menunjukkan bahwa bintang-bintang yang ada di galaksi, dapat tercipta hingga ratusan jumlah bintang per tahun.

Selain itu, pengamatan yang dilakukan oleh tim ilmuwan memberikan penjelasan bagi observasi galaksi yang lebih masif, yang juga menunjukkan terkait lubang hitam yang lebih besar. Para astronom telah mengamati hubungan antara galaksi dengan lubang hitam ini sejak 1990-an.

"Hal ini menjadi jelas bahwa galaksi aktif tidak hanya sebagai objek luar angkasa yang terbesar, paling jauh, paling kuat dan paling spektakuler di alam semesta. Akan tetapi, galaksi aktif juga menjadi objek yang penting," jelas Peter Barthel dari Kapteyn Institute of the University of Groningen di Belanda. 

Sumber:Okezone.com

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.