Menjelang Tanggal 21/12/12, Suku Maya Tetap Tenang
Pendeta Suku Maya |
Astronesia-Keturunan suku Maya yang masih hidup di zaman ini tampak tenang-tenang
saja meski dunia sedang heboh dengan gembar-gembor akhir dunia.
Dilansir dari International Business Times, Senin (17/12/2012), 800 ribu orang suku Maya yang tinggal di Meksiko bukanlah suku yang terobsesi dengan ramalan kiamat.
Di tengah semenanjung Yukatan, Meksiko, mereka melanjutkan hidup sehari-hari dengan tenang, mengayuh sepeda roda tiga bersama keluarga dan mengangkut pakan-pakan ternak. Banyak dari mereka yang masih tinggal di rumah sederhana yang dibangun menggunakan lumpur serta jerami.
Ketika ditanya tentang Baktun ke-13 yang biasa dikaitkan dengan prediksi kiamat dari suku Maya kuno, banyak yang merespon dengan jawaban sehat dan filosofis khas Maya.
"Kami tidak tahu apakah dunia akan berakhir," ujar Liborio Yeh Kinil, 62 tahun, yang biasa duduk di sebuah kursi depan toko kelontong kecilnya.
"Ingat 2006 lalu dan 666 (6 Juni 2006). Banyak orang yang mengira akan terjadi sesuatu dan ternyata tidak ada apa-apa. Kenapa harus panik? Kalau ada sesuatu yang akan terjadi, itu akan terjadi," imbuhnya.
Arkeolog sendiri telah mengatakan tidak ada bukti bahwa suku Maya membuat prediksi kiamat. Anggota suku Maya umumnya tidak pernah menggunakan kalender hitungan panjang, baik di masa kini maupun di puncak peradabannnya. Kalender hitungan panjang tersebut digunakan oleh para pendeta dan astronom.
Dilansir dari International Business Times, Senin (17/12/2012), 800 ribu orang suku Maya yang tinggal di Meksiko bukanlah suku yang terobsesi dengan ramalan kiamat.
Di tengah semenanjung Yukatan, Meksiko, mereka melanjutkan hidup sehari-hari dengan tenang, mengayuh sepeda roda tiga bersama keluarga dan mengangkut pakan-pakan ternak. Banyak dari mereka yang masih tinggal di rumah sederhana yang dibangun menggunakan lumpur serta jerami.
Ketika ditanya tentang Baktun ke-13 yang biasa dikaitkan dengan prediksi kiamat dari suku Maya kuno, banyak yang merespon dengan jawaban sehat dan filosofis khas Maya.
"Kami tidak tahu apakah dunia akan berakhir," ujar Liborio Yeh Kinil, 62 tahun, yang biasa duduk di sebuah kursi depan toko kelontong kecilnya.
"Ingat 2006 lalu dan 666 (6 Juni 2006). Banyak orang yang mengira akan terjadi sesuatu dan ternyata tidak ada apa-apa. Kenapa harus panik? Kalau ada sesuatu yang akan terjadi, itu akan terjadi," imbuhnya.
Arkeolog sendiri telah mengatakan tidak ada bukti bahwa suku Maya membuat prediksi kiamat. Anggota suku Maya umumnya tidak pernah menggunakan kalender hitungan panjang, baik di masa kini maupun di puncak peradabannnya. Kalender hitungan panjang tersebut digunakan oleh para pendeta dan astronom.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.