Manusia Jadi Lebih Tinggi di Luar Angkasa
Ilustrasi |
Astronesia-Aneh tapi nyata. Manusia ternyata menjadi lebih jangkung ketika berada
di antariksa. Paling tidak, inilah yang terjadi pada astronot yang kini
sedang menjalankan misi di International Space Station (ISS).
Tinggi badan para astronot bisa bertambah hingga 5 cm. Penyebabnya adalah pemanjangan tulang belakang akibat pengaruh gravitasi. Pertambahan tinggi ini tak selamanya. Saat kembali ke Bumi, tinggi badan astronot akan kembali seperti semula.
Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) kini memiliki perangkat ultrasonik untuk melihat pengaruh mikrogravitasi pada tulang belakang. Perangkat ini memungkinkan ilmuwan meneliti lebih detail mekanisme bagaimana pertambahan tinggi terjadi.
Mulai bulan ini, perangkat ultrasonik itu akan dipakai. Ilmuwan akan mengevaluasi astronot setiap periode 30, 90, dan 150 hari setelah berada di antariksa. Astronot sendiri biasanya menjalani satu misi ke ISS selama 6 bulan.
Perangkat ultrasonik juga akan dipakai untuk melakukan studi jangka panjang dampak lingkungan mikrogravitasi pada dinamika tubuh astronot yang bertugas.
"Ultrasonik memungkinkan kita mengevaluasi fisiologi dalam gerak, seperti gerak otot, darah, dan fungsi lain dalam tubuh," kata Scott Dulchavsk, salah satu ilmuwan NASA, seperti dikutip Space, Senin (7/1/2013).
Tinggi badan para astronot bisa bertambah hingga 5 cm. Penyebabnya adalah pemanjangan tulang belakang akibat pengaruh gravitasi. Pertambahan tinggi ini tak selamanya. Saat kembali ke Bumi, tinggi badan astronot akan kembali seperti semula.
Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) kini memiliki perangkat ultrasonik untuk melihat pengaruh mikrogravitasi pada tulang belakang. Perangkat ini memungkinkan ilmuwan meneliti lebih detail mekanisme bagaimana pertambahan tinggi terjadi.
Mulai bulan ini, perangkat ultrasonik itu akan dipakai. Ilmuwan akan mengevaluasi astronot setiap periode 30, 90, dan 150 hari setelah berada di antariksa. Astronot sendiri biasanya menjalani satu misi ke ISS selama 6 bulan.
Perangkat ultrasonik juga akan dipakai untuk melakukan studi jangka panjang dampak lingkungan mikrogravitasi pada dinamika tubuh astronot yang bertugas.
"Ultrasonik memungkinkan kita mengevaluasi fisiologi dalam gerak, seperti gerak otot, darah, dan fungsi lain dalam tubuh," kata Scott Dulchavsk, salah satu ilmuwan NASA, seperti dikutip Space, Senin (7/1/2013).
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.