Semburan Geiser Bimasakti Tak Sampai Bumi

http://astronesia.blogspot.com/

Astronesia-Galaksi Bimasakti merupakan geiser raksasa. Gelombang elektromagnetik mahadahsyat menyebar dari semburan ini. "Energi semburan sejuta kali ledakan bintang," ujar ketua penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Australia (CSIRO), Ettore Carretti, di laman resminya, Kamis, 3 Januari 2013.

Tim astronom melihat geiser Bimasakti ini melalui teleskop radio di Observatorium Parkes yang terletak di New South Wales, Australia. Pinggan berdiameter 64 meter menjadi antena yang melihat aliran energetik tersebut.

Aliran berisi partikel kosmik yang bersumber dari pusat galaksi. Partikel ini meluncur deras ke dua arah berlawanan: kutub utara dan kutub selatan galaksi. Kecepatan luncuran partikel mencapai 1.000 kilometer per detik. Jika partikel ini melintas di permukaan bumi, perjalanan Jakarta-Denpasar bisa ditempuh dalam waktu satu detik saja.

"Ini amat cepat, bahkan bagi kami yang biasa mempelajari benda langit," ujar Caretti.

Beruntung bagi manusia, semburan ini tak mengarah ke bumi. Planet ini terletak di piringan galaksi, bukan di kutub, pada jarak 30 ribu tahun dari pusat semburan. "Sama sekali tidak berbahaya bagi kita," ujar dia.

Semburan memanjang sejauh 50 ribu tahun cahaya jika diukur dari ujung utara ke selatan. Ukuran ini setara dengan setengah bentangan galaksi Bimasakti yang piringannya berdiameter 100 ribu tahun cahaya. Dilihat dari bumi, geiser memanjang hingga dua pertiga langit.

Tanda-tanda semburan pertama kali dilihat pada 2010 oleh tiga teleskop antariksa, yaitu WMAP, Planck, dan Fermi. Namun, gambar yang disajikan teleskop-teleskop tersebut belum sejelas sekarang sehingga belum layak disebut sebagai bukti kuat. Justru dari teleskop di bumi, astronom bisa memotret geiser ini dengan jelas.

Astronom dari Harvard Smithsonian Center for Astrophusics yang menjadi bagian tim, Gianni Bernardi, mengatakan, semburan bisa tercipta dari tiga peristiwa. Pertama, partikel terlontar dari lubang hitam raksasa di pusat galaksi. Fenomena ini biasa terlihat pada galaksi-galaksi jauh namun bercahaya amat terang atau biasa disebut quasar.

Kedua, semburan berasal dari bintang-bintang muda yang aktif meniupkan angin--disebut kekuatan bintang. Angin inilah yang melecut partikel kosmik bergerak melebihi kecepatan supersonik sambil mengeluarkan cahaya. Ketiga, semburan tak lain dari ledakan bintang-bintang.

"Pengamatan kami mengindikasikan sumbernya adalah kekuatan bintang," kata Bernardi.

Astronom kemudian melihat cahaya dari semburan menggunakan "lensa" polarisasi. Hasilnya, diketahui bahwa semburan berlangsung dari berbagai tingkatan generasi bintang-bintang di tengah Bimasakti. Taksiran mengindikasikan geiser sudah menyembur sekitar ratusan juta tahun. Geiser Bimasakti diperkirakan berperan dalam menciptakan medan magnet galaksi.

Sumber: Tempo.co

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

1 komentar:

Tambah komentar

Keren blognya sob, yg dibahas jg unik masih fres didunia perblogkan

salam kenal yah :)

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.