Besi Dalam Darah Kita Kemungkinan Berasal Dari Galaksi Lain
Cluster galaksi Perseus |
Astronesia-Tim astronom dari Amerika Serikat mengungkap studi mereka yang menjelaskan bagaimana alam semesta memiliki logam berat seperti besi. Ilmuwan menghubungkan kandungan besi ini yang kemudian beredar dalam darah makhluk hidup, termasuk manusia.
Selama studi, tim menghitung massa dari besi yang hadir di Cluster Perseus (struktur besar di alam semesta) atau galaksi dengan kode nama Abell 426 atau NGC 1275. Ilmuwan menemukan bahwa massa besi di Cluster Perseus setara dengan massa 50 miliar matahari.
"Anda lebih tua dari yang Anda pikirkan, atau setidaknya sebagian dari besi dalam darah Anda lebih tua, terbentuk di galaksi jutaan tahun cahaya jauhnya dan miliaran tahun yang lalu," ungkap peneliti dari Japanese Aerospace Exploration Agency (JAXA).
Ilmuwan mengumpulkan data melalui satelit Japanese-US Suzaku. Terdapat 84 observasi teleskop X-ray dalam laporan yang ditampilkan 31 Oktober 2013 di jurnal ilmiah, Nature.
Ilmuwan berpikir bahwa kandungan besi di alam semesta mengalami proses sejak 10 miliar tahun lalu. Pada masa tersebut, alam semesta memungkinkan untuk membentuk kehidupan di Bumi.
Besi dan logam berat lainnya muncul dalam gas intergalaksi sebelum kelompok Perseus terbentuk. Ilmuwan meyakini bahwa bahan kimia yang diproduksi oleh miliaran ledakan bintang masif, kemudian mampu membentuk kehidupan pasca peristiwa Big Bang.
Wikipedia menerangkan, sel darah merah (eritrosit) berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, di mana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang (vertebrata).
Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65 persen kandungan besi di dalam tubuh manusia.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.