Astronom Temukan Planet Baru Bermassa Mirip Bumi Tapi Beratmosfer Sangat Tebal

Ilustrasi ini menunjukkan planet KOI-314c.Anehnya, meskipun planet ini beratnya sama dengan Bumi, tetapi planetini memiliki diameter  60 persen lebih besar dari Bumi, yang berarti bahwa ia memiliki atmosfer gas yang sangat tebal.

AstroNesia ~ Para astronom berhasil menemukan exoplanet mirip Bumi tapi lebih panas dan sesak/gembung yang mengitari sebuah bintang yang jauh.

Kandidat planet eksentrik ini adalah planet KOI-314c yang terletak sekitar 200 tahun cahaya dan kira-kira memiliki massa yang sama dengan massa Bumi, tapi atmosfernya sangat tebal membuat dunia alien ini terlihat lebih besar 60 persen dari planet rumah kita, kata para ilmuwan.

"Planet ini memiliki massa yang sama dengan Bumi, tetapi tentu saja tidak seperti Bumi," kata pemimpin studi David Kipping, dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CFA) yang mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Ini membuktikan bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas antara dunia berbatu seperti Bumi dan planet-planet pulen seperti dunia air atau gas raksasa." 

Kipping mengumumkan penemuan KOI-314c, yang di temukan dengan menggunakan NASA Kepler space telescope, pada tanggal 6 januari dalam 223rd meeting of the American Astronomical Society di Washington.

Kepler dirancang untuk menemukan exoplanets dengan memperhatikan tanda dips kecerahan bintang yang disebabkan ada planet yang melintas di depan bintang induknya atau transit dari sudut pandang teleskop.KOI-314c adalah planet bermassa mirip bumi pertama yang melakukan transit yang pernah ditemukan dan merupakan dunia asing ringan yang massa dan ukurannya telah diukur, kata para peneliti.

Planet ini mengorbit bintang induknya (katai merah) setiap 23 hari.Tim Penemuan memperkirakan suhu permukaan KOI-314c sekiar 220 derajat Fahrenheit (104 derajat Celsius), yang berarti itu mungkin terlalu panas untuk mendukung kehidupan seperti yang kita kenal.

KOI-314c kemungkinan dikelilingi oleh hidrogen-helium yang memiliki tebal ratusan mil dalam atmosfernya, kata para peneliti.Pada masa lalu,atmosfer ini mungkin lebih tebal,tapi sebagian besar direbus ke luar angkasa selama ribuan tahun oleh radiasi kurcaci merah.

KOI-314c memiliki saudara yang disebut KOI-314b, mengorbit setiap 13 hari. Untuk menghitung massa KOI-314C, tim peneliti mengukur bagaimana gravitasi planet ini mempengaruhi pergerakan dunia tetangganya KOI-314b.

Teknik ini, dikenal sebagai transit timing variations (TTV),adalah pengembangan dari metode biasa, di mana para astronom mengukur getaran gravitasi planet yang menginduksi di bintang induknya.TTV pertama kali digunakan dengan sukses pada tahun 2010 tetapi memiliki banyak potensi ke depan, khususnya yang berkaitan dengan planet asing bermassa rendah, kata para peneliti.

Kipping dan timnya menemukan KOI-314C secara kebetulan ketika mereka meneliti data Kepler untuk mencari satelit dari planet asing, dikenal sebagai exomoons.

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.