Monumen Kuno Petra Mungkin Di Bangun Untuk Melacak Pergerakan Matahari
AstroNesia ~ Bangun terkenal Petra kemungkinan di bangun manusia untuk tujuan astronomi. Penelitian baru menunjukkan bahwa arsitek kuno melacak gerakan Matahari dan di buat sebagai pusat keagamaan dengan titik balik matahari musim dingin.
Ketika Bumi mencapai titik terjauh dari Matahari, cahaya dari matahari bersinar ke dalam bangunan dan jatuh pada mimbar dewa. Pada saat yang sama, cahaya melemparkan bayangan kepala singa (hewan suci dalam budaya Nabatean) di atas sebuah gunung yang terdapat berlawanan arah dari bangunan ini.
Struktur di Arab kuno hanyalah salah satu dari beberapa kuil, istana dan kuburan Nabatean di mana para ilmuwan melakukan analisis statistik. Nabatean berkembang di tempat yang sekarang bernama Yordania, dan negara-negara di sekitarnya, antara abad ke-1 SM dan 1 Masehi.
"Monumen Nabatean sangat luar biasa dan merupakan laboratorium lanskap dan peristiwa matahari, bulan dan bintang-bintang lainnya berinteraksi," kata Juan Antonio Belmonte, seorang peneliti di Canaries Astrophysical Institute dan koordinator penelitian, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Struktur lain yang signifikan, Makam Urn, memiliki gerbang utama yang berpusat dengan equinox matahari terbenam, sedangkan sinar matahari dari musim panas dan musim dingin solstices bersinar di sudut-sudut interior bangunan. Pada tahun 446 Masehi, ketika struktur diubah menjadi gereja, para ilmuwan mengatakan bahwa penduduk setempat menggunakan penanda solstice untuk menghormati Malam Natal (24 Desember) dan kelahiran St Yohanes (24 Juni), yang jatuh masing-masing di sekitar musim dingin dan solstices musim panas.
Hasil studi ini diterbitkan di Nexus Network Journal.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.