Ilmuwan: Kami 'Sangat Dekat' Temukan Bumi Lain
Ilustrasi Kepler-69c yang terletak sekitar 2.700 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Cygnus. Planet ini masuk dalam kelas Super-Earth |
AstroNesia ~ Para ilmuwan saat ini sedang mencari tanda-tanda kehidupan di alam semesta serta mencari planet lain seperti Bumi kini jauh lebih dekat dengan tujuannya. Hal itu, disampaikan oleh beberapa ilmuwan kondang NASA dalam sebuah diskusi panel yang berlangsung di kantor pusat NASA di Washington, Senin.
Diskusi difokuskan tidak hanya pada pertanyaan filosofis apakah kita sendirian di alam semesta tetapi juga pada kemajuan teknologi yang dibuat dalam upaya untuk menjawab pertanyaan itu.
Mantan astronot dan administrator NASA, Charles Bolden, mengaku tidak mudah untuk mendapatkan kehidupan di luar bumi, sebab upaya pencarian sejauh ini masih belum menemukan kehidupan yang dimaksud.
Bolden mengaku bahwa saat ia menjelajahi ruang angkasa pada 1990 silam, ia masih tahap pencarian kehidupan dan belum menemukan kehidupan yang dimaksud. Untuk itulah, pencarian diupaya secara keras sepanjang waktu.
Diskusi panel itu diikuti oleh Ellen Stofan, kepala ilmuwan NASA; John Grunsfeld, mantan astronot dan administrator asosiasi NASA; John Mather, ilmuwan proyek senior Teleskop James Webb Space; Dave Gallagher, Direktur Astronomi dan Fisika Jet Propulsion Laboratory, NASA.
Saat ini, ilmuwan masih fokus pada eksplorasi Planet Mars, yang diproyeksikan sebagai tempat koloni di masa depan. Ilmuwan kini berupaya menemukan planet yang lingkungannya mirip bumi, maka kemungkinan besar kehidupan bisa berkembang.
Ilmuwan kini banyak berharap pada data yang didapatkan dari Teleskop Kepler, yang diluncurkan 2009. Dengan data teleskop itu, ilmuwan saat ini sudah bisa memperkirakan bahwa hampir setiap bintang di galaksi sedikitnya memiliki satu planet.
Ilmuwan juga berharap teleskop lain, James Webb Space yang bakal diluncurkan 2018 makin mendekatkan pada temuan kehidupan di luar bumi.
Teleskop James diklaim memiliki kemampuan memindai jejak kimia pada miliaran planet yang ada di alam semesta, sehingga bisa secara tepat menunjukkan planet mana yang bisa menopang kehidupan.
Kendati Teleskop James Webb Space jadi tumpuan, sayangnya peneliti menyebutkan peluang keberhasilan menemukan planet yang bisa mendukung kehidupan cukup kecil. Sebab, diperlukan teleskop yang lebih besar. Dengan ukuran teleskop lebih besar, peluang menemukan planet yang dimaksud kian besar.
"Dengan James Webb, kita memiliki kemampuan pertama menemukan kehidupan di planet lain. Tapi kita harus beruntung, kita harus mengalahkan kemungkinan," ujar Sara Seager, pakat planet di Institut Teknologi Massachusetts (MIT), AS meyakinkan ilmuwan lain. Seager turut dalam diskusi itu.
Ilmuwan telah memahami pencarian planet kecil seukuran bumi mendapat rintangan dari bintang induk planet kecil itu. Keberadaan planet kecil mirip bumi susah dibedakan, karena kalah bersinar dengan bintang induk. Mereka tertutupi oleh bintang induknya.
Untuk itu, peneliti Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA punya siasat, dengan menciptakan sebuah alat maungan berbentuk bunga matahari. Alat ini berfungsi memblokir cahaya bintang, sehingga memudahkan peneliti melihat planet di sekitar bintang.
Baca : Galeri Tiga Exoplanet 'Super-Bumi' Yang Berpotensi Layak Huni
"Kami yakin dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, kita makin dekat menemukan bumi lain dan tanda-tanda kehidupan di dunia lain," ujar Seager.
Menariknya, saat ditanya seseorang tentang jaminan pemerintah AS tidak akan menutupi informasi seputar kehidupan di luar bumi, ilmuwan NASA menjamin hal itu.
"Jika para ilmuwan menemukan kehidupan di planet lain, apakah pemerintah AS akan membiarkan orang lain untuk mengetahui?," ujar salah seorang di media sosial.
"Tentu saja, kami akan membiarkan orang lain tahu. Itu akan menjadi sangat menarik. Kami akan mencoba dan mempublikaskan secepat mungkin. Kami ingin semua orang berbagi dengan temuan menggembirakan itu," ujar Ellen Stofan tanpa ragu-ragu.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.