Molekul Misterius C60 Ternyata Melimpah Di Alam Semesta

Ilustrasi molekul Buckyball dengan latar Awan Magelan Kecil yang dicitrakan oleh Spitzer. NASA Spitzer menemukan sejumlah besar buckyballs dalam ruang angkasa, dan sebuah studi baru lebih lanjut menunjukkan bahwa molekul-molekul ini sangat umum di alam semesta.

AstroNesia ~ Molekul karbon yang berbentuk bola sepak yang dikenal sebagai buckyballs mungkin menjadi penyebab pita cahaya misterius yang terlihat di Bima Sakti yang membuat astronom bingung selama hampir satu abad.

Penemuan ini menunjukkan bahwa bola karbon ini mungkin menjadi hal yang umum di seluruh alam semesta, dan bahkan mungkin sumber molekul organik yang merupakan kunci bagi asal-usul dan evolusi kehidupan, kata para ilmuwan menambahkan.


Para astronom sering fokus pada garis-garis gelap dalam spektrum cahaya yang mengalir ke Bumi dari luar angkasa. "Garis penyerapan" ini adalah sidik jari yang ditinggalkan oleh molekul, yang masing-masing menyerap pola unik warna. Garis penyerapan ini dapat menghasilkan wawasan ke dalam komposisi cahaya apapun yang melintas dalam perjalanannya ke Bumi, baik itu lapisan luar bintang, awan gas antarbintang atau tempat kelahiran debu planet.

Hampir 100 tahun lalu, astronom mulai menemukan pita penyerapan yang tidak dikenal, yang terkait dengan gas antarbintang dan debu dari Bima Sakti dan galaksi lain. Lebih dari 400 "pita antarbintang" telah ditemukan sampai saat ini, dan menyebabkan mereka "sering disebut sebagai teka-teki terbesar pengamatan astronomi," kata rekan penulis studi John Maier, seorang spectroscopist dan fisika kimia di University of Basel di Swiss.

Pada tahun 1994, peneliti menyarankan bahwa beberapa pita penyerapan ini mungkin timbul dari buckyballs,  juga dikenal sebagai C60, karena setiap molekulnya terdiri dari 60 atom karbon.

Bulky balls, juga dikenal sebagai fullerene, karena kemiripannya dengan desain arsitek kubah geodesik Buckminster Fuller, contoh raksasa yang ditemukan di pintu masuk taman Epcot Disney World di Florida. Ditemukan pada tahun 1985, buckyballs memiliki ukuran sekitar 1 nanometer.

Lima tahun lalu, para ilmuwan menegaskan bahwa buckyballs ada di ruang antar bintang. Sekarang, Maier dan rekan-rekannya telah menemukan bukti jelas pertama yang menunjukkan bahwa buckyballs ada di medium antarbintang di Bima Sakti.

Di laboratorium, para peneliti menciptakan versi C60 bermuatan positif  yang dikenal sebagai C60 +, yang dapat terbentuk ketika buckyballs dibombardir dengan radiasi. Kemudian gas C60+ ini didinginkan agar suhunya mirip seperti yang ditemukan di luar angkasa - sekitar minus 449 derajat Fahrenheit (minus 267 derajat Celcius). Mereka selanjutnya menguji seperti apa pita menyerapan dari C60 + . Secara keseluruhan, proyek ini memakan waktu 20 tahun, kata Maier.

Para peneliti menemukan bahwa buckyballs bertanggung jawab untuk dua pita penyerapan antarbintang , menandai pertama kalinya peneliti telah mengidentifikasi penyebab di balik semua fitur misterius ini. "Seluruh misteri belum terpecahkan, tapi mungkin ini adalah awalnya," kata Maier.

Penelitian sebelumnya menyarankan bahwa buckyballs dibuat dalam bintang sekarat dan didorong keluar oleh nebula planet. Penemuan baru ini menunjukkan bahhwa buckyballs akhirnya membuat jalan mereka ke awan difus yang menyediakan benih untuk pembentukan bintang baru.

Penelitian masa depan dapat menyelidiki apakah pita penyerapan antarbintang lainnya disebabkan oleh buckyballs yang bercampur dengan logam dan unsur-unsur lainnya, kata Maier.

Para ilmuwan menerbitkan hasil studi mereka di jurnal Nature.

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.