Astronom Temukan Bukti Baru Keberadaan Planet Kesembilan
AstroNesia ~ Meskipun klaim bahwa planet misterius kesembilan bersembunyi di tepi tata surya kita, tidak semua orang yakin dengan klaim ini.
Sekarang seorang astronom terkenal telah menyajikan penelitiannya yang muncul untuk membuktikan bahwa Planet 9 adalah nyata.
Mke Brown - ilmuwan yang pertama kali menemukan bukti Planet 9 - telah menemukan lebih banyak bukti keberadaan planet ini.
Dalam tweet, ia mengaku telah melacak gerakan Kuiper Belt, sebuah sabuk yang terbuat dari komet dan asteroid yang mengelilingi tata surya.
Hey Planet Nine fans, a new eccentric KBO was discovered. And it is exactly where Planet Nine says it should be. pic.twitter.com/oZn0RDq8JF— Mike Brown (@plutokiller) 24 Maret 2016
Dia mengatakan grafik di atas adalah bukti jelas bahwa "KBO", atau Kuiper Belt Object, sedang melakukan perjalanan pada orbit yang tidak biasa mengelilingi matahari.
Terlebih lagi, astronom mengklaim kemungkinan pengamatannya menjadi "statistik yang kebetulan" sekitar 0,001%.
Namun, keberadaan Planet 9 jauh dari kepastian.
Ann-Marie Madigan, seorang peneliti postdoctoral di University of California, baru-baru ini mengaku mungkin tidak ada planet besar di luar sana. Meskipun Madigan mengakui penampakan terbaru dan pengamatan menunjukkan sesuatu yang "aneh" yang terjadi di pinggiran terjauh Tata Surya, dia menawarkan penjelasan yang berbeda.
Penelitiannya menunjukkan adanya sebuah objek besar yang mirip planet kerdil di Sabuk Kuiper.
Ini berarti Planet 9 tidak benar-benar ada.
Para ilmuwan percaya Planet Sembilan memiliki orbit yang sangat memanjang dan membutuhkan waktu antara 10.000 dan 20.000 tahun untuk membuat hanya satu perjalanan mengelilingi matahari.
Diperkirakan, planet kesembilan memiliki jarak rata-rata sekitar 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus, yang mengorbit pada jarak sekitar 2,8 miliar mil.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.