Astronom Mendesain Teleskop Khusus Untuk Mendeteksi Kehidupan Alien
European Extremely Large Telescope |
Astronesia-Astronom dari Leiden University dan Netherlands Institute for Space
Research (SRON) percaya bahwa mereka dapat mendeteksi tanda-tanda
kehidupan ekstraterestrial. Astronom mendesain teleskop khusus untuk
mendeteksi kehidupan alien (asing).
Dilansir Astrobio, Selasa (19/2/2013), astronom meyakini dalam waktu 25 tahun ke depan, astronom telah dapat mengetahui informasi mengenai tanda-tanda kehidupan di luar Bumi. Ini diyakini tanpa perlu astronot meluncur dalam sebuah misi luar angkasa.
Astronom telah meneliti selama beberapa dekade tentang observasi exoplanet untuk menunjang bukti terkait kehidupan di luar Bumi. Ilmuwan telah mengamati gas-gas tertentu yang dihembuskan oleh organisme di atmosfer exoplanet.
Ide tersebut, pernah dimunculkan pada 1960. Kini, metode tersebut dikaitkan dengan metode observasi baru yang menggunakan kolektor flux (aliran) murah atau teleskop besar.
Sekira 20 persen atmosfer Bumi berisi oksigen. Gas ini muncul karena tanaman menghasilkan jumlah besar selama fotosintesis. Tanpa aktivitas biologis, oksidasi akan segera menyebabkan oksigen menghilang dari atmosfer.
Jika oksigen yang terdeteksi di atmosfer exoplanet mirip Bumi, maka ini bisa menunjukkan adanya indikasi kehidupan ekstraterestrial. Grup astronom dari Leiden University telah mendemonstrasikan penelitian yang bisa dilakukan di Bumi untuk mendeteksi kehidupan ekstraterestrial.
"Cara untuk membedakan oksigen di atmosfer planet ekstra surya dengan oksigen di atmosfer Bumi adalah mengukur gelombang panjang dengan sangat tepat dari garis penyerapan," jelas Ignas Snellen dari Leiden University. Ia mengatakan, teleskop tidak perlu berada di luar atmosfer, sehingga dapat memberikan penghematan biaya yang sangat besar.
Dilansir Astrobio, Selasa (19/2/2013), astronom meyakini dalam waktu 25 tahun ke depan, astronom telah dapat mengetahui informasi mengenai tanda-tanda kehidupan di luar Bumi. Ini diyakini tanpa perlu astronot meluncur dalam sebuah misi luar angkasa.
Astronom telah meneliti selama beberapa dekade tentang observasi exoplanet untuk menunjang bukti terkait kehidupan di luar Bumi. Ilmuwan telah mengamati gas-gas tertentu yang dihembuskan oleh organisme di atmosfer exoplanet.
Ide tersebut, pernah dimunculkan pada 1960. Kini, metode tersebut dikaitkan dengan metode observasi baru yang menggunakan kolektor flux (aliran) murah atau teleskop besar.
Sekira 20 persen atmosfer Bumi berisi oksigen. Gas ini muncul karena tanaman menghasilkan jumlah besar selama fotosintesis. Tanpa aktivitas biologis, oksidasi akan segera menyebabkan oksigen menghilang dari atmosfer.
Jika oksigen yang terdeteksi di atmosfer exoplanet mirip Bumi, maka ini bisa menunjukkan adanya indikasi kehidupan ekstraterestrial. Grup astronom dari Leiden University telah mendemonstrasikan penelitian yang bisa dilakukan di Bumi untuk mendeteksi kehidupan ekstraterestrial.
"Cara untuk membedakan oksigen di atmosfer planet ekstra surya dengan oksigen di atmosfer Bumi adalah mengukur gelombang panjang dengan sangat tepat dari garis penyerapan," jelas Ignas Snellen dari Leiden University. Ia mengatakan, teleskop tidak perlu berada di luar atmosfer, sehingga dapat memberikan penghematan biaya yang sangat besar.
Sumber: Okezone.com
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.